Friday, March 24, 2017

Tugas Softskill : Orientasi Nilai Budaya

Share it Please
                                                  BAB I Pendahuluan

              Ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang langkah-langkah yang dikembangkan menjadi masalah manusia dan kebudayaan.
             Ilmu budaya dasar dikembangkan di neara indonesia sebgai penganti istilah  “ Basic Humanities” dan beristilah ‘Humanities yang artinya manusia yang berbudaya dan halus, kalau manusia mempelajari “Humanities” manusia akan lebih mulia/manusiawi. bahkan sadar tak sardar malaikat mengakui kemulian ( terdapat didalam al-quran).
            Tujuan belajar ilmu budaya dasar untuk membentuk pola pemikiran manusia lebih kritis dalam suatu permasalahan dan melatih cara berkomunikasi antar satu sama lain. Di samping itu bisa membangun mahasiswa agar menjadi calom pemimpin bangsa dan negara yang di siplin dan menjunjung nilai-nilai kebudayaan negaranya sendiri.
dimazmarham.blogspot.com

                                                   BAB II Pembahasan

               Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dimiliki secara bersama oleh warga suatu masyarakat. Pengetahuan yang telah diakui sebagai kebenaran sehingga fungsional sebagai pedoman. Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. 

              Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
1. Hakikat hidup manusia (MH).
    Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem, ada yang berusaha untuk memadamkan hidup (nirvana = meniup habis), ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”.
2. Hakikat karya manusia (MK).
    Setiap kebudayaan hakikatnya berbeda-beda, di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakikat waktu manusia (MW).
    Hakikat untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau yang akan datang.
4. Hakikat alam manusia (MA).
    Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan bahwa manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
5. Hakikat hubungan manusia (MM). 

    Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri) untuk memudahkan memahami sistem nilai budaya ini, secara terinci kerangka Kluckhohn dapat dipelajari.

                                                  BAB III Penutup

      Hakikat hidup sudah mempunyai pandangan hidup itu baik (meminjam konsep Kluckhohn). Demikian pula hakikat kerja (karya) berpandangan bahwa karya itu nafkah hidup dan kehormatan ( meminjam konsep Kluckhohn). Karna penghayatan agama yang mendalam, ada juga yang berpandangan bahwa hidup dan kerja itu untuk beramal. Pandangan semacam ini, menunjukkan terarah kepada diri sendiri, tidak berorientasi ke luar. Pandangan semacam ini sering di sebut stoic: gelap, keras, dan suram, sebagai akibat kecenderungan untuk berputar-putar dalam dirinya sendiri (Buchori dan Wiladi, 1982).




Daftar Pustaka
http://www.riauheritage.org/2011/01/orientasi-nilai-budaya.html
https://ahmadtaufiqcaesar.wordpress.com/3-2/
http://lukmankarin.blogspot.co.id/2012/10/orientasi-nilai-kebudayaan.html


No comments:

Post a Comment

UNIVERSITAS GUNADARMA

STUDENTSITE GUNADARMA

INFORMASI GUNADARMA