BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Menjaga
kebudayaan khas daerah adalah kewajiban para warga yang tinggal dan berdomisili
di wilayah tersebut. Jangan sampai budaya semakin hari semakin terkikis dimakan
waktu. Keanekaragaman budaya adalah sebuah keindahan negeri kita Indonesia. Apa
jadinya kalau tidak ada yang mau menjaga kelestarian budaya yang ada di negri
ini.
Setiap
manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat
berupa pengaruhnya terbatas maupun luas, perubahan yang lambat dan ada
perubahan yang berjalan dengan cepat. Perubahan dapat mengenai nilai dan norma
sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,
lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan
sebagainya.
Perubahan-
perubahan yang terjadi pada masyarakat merupakan gejala yang normal.
Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat
adanya komunikasi modern.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan perubahan sosial?
2. Apa
saja factor yang mendorong terjadinya perubahan sosial?
3. Bagaimana
perubahan sosial di Tanggerang?
BAB II PEMBAHASAN
Perubahan Sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran
atau berubahnya struktur/tatanan di dalam masyarakat, meliputi pola pikir yang
lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan
yang lebih bermartabat.
Perubahan sosial sebagai
perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Pandangan serupa dikemukakan oleh Wilbert Moore yang memandang perubahan sosial
sebagai perubahan struktur sosial, pola perilaku dan interakasi sosial.
Sedangkan Menurut Mac Iver, perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi
dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (Robert H.
Laurer, 1993:289).
Berikut
pendapat para ahli mengenai perubahan sosial :
1. Samuel Koenig
Perubahan
Sosial menurut Samuel Koenig menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi
pada pola-pola kehidupan manusia.Modifikasi tersebut dapat terjadi karena sebab-sebab
internal dan eksternal.
2. Selo Soemardjan
Selo
Soemardjan berpendapat bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem
sosialnya,termasuk didalamnya nilai,sikap,dan pola perilaku diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
3.
John Lewis Gillin dan John Phillip Gillin
Menurut
John Lewis Gillin dan John Phillip Gillin, perubahan Sosial adalah suatu
variasi dari cara hidup yang diterima,akibat adanya perubahan kondisi
geografis,kebudayaan material,komposisi penduduk,ideologi,maupun karena adanya
difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.
Dari defenisi di atas dapat
disimpulkan perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat
yang dapat mempengaruhi pola interaksi sosial di dalam suatu yang dapat
bersifat membangun karakter manusia menuju proses yang lebih baik atau malah
sebaliknya.
Menurut Soerjono Soekanto
(2009:275-282), secara umum penyebab dari perubahan sosial budaya dibedakan
atas dua golongan besar, yaitu: Perubahan yang berasal dari masyarakat itu
sendiri dan Perubahan yang berasal dari luar masyarakat. Secara jelas akan
dipaparkan di bawah ini:
1.
Bertambah atau berkurangnya penduduk.
2.
Penemuan-penemuan baru
3.
Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan
alam fisik yang ada disekitar manusia
4.
Peperangan
5.
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Banyak
contoh kasus perubahan sosial yang sudah terjadi diluar sana, kita ambli contoh
perubahan sosial yang terjadi di Tanggerang dan berdampak pada berubah
kebudayaan di daerah tersebut.
Sekarang
ini setiap kita melihat kota Tangerang, apa bedanyaa kota ini dengan Jakarta?
Hampir tidak ada yang beda. Kita bahkan terkadang lupa, bahwa Tangerang masih
termasuk ke dalam provinsi banten yang terkenal dengan kesenian beladiri yaitu
debus. Semua ini terjadi akibat banyaknya budaya asing yang masuk ke dalam
kota. Budaya asing selalu menjadi pujaan para kaum muda karena dianggap lebih
kerena dan sesuai dengan trend. Perubahan perilaku dan budaya sangat dapat
terlihat pada kota Tangerang. Hampir kita tidak dapat lagi merasakan keberadaan
budaya khas Banten di kota ini. Warga asli yang masih tinggal di kota ini juga
ssudah ikut terbawa modernisasi yang ditawarkan oleh pra pendatang yang
berbondong bondong datang menguasai kotanya.
Tangerang saat ini sudah bisa
dikatakan kota metropolitan karena banyaknya tempat hiburan yang didirikan di
sini. Sehingga tidak lagi terlihat pula unsur keagamaan yang juga merupakaan
ciri khas dari Banten. Sekarang kehidupan para warga tangerang yang bebas ini
semakin merembet ke daerah tangerang kabupaten.
Dapat
diamati sepanjang kita berjalan kita melihat cara berinteraksi, gaya busana,
bahasa yang digunakan warga yang tinggal di daerah Tangerang kota sudah sangat
mengikuti budaya barat. Menjadi pemandangan yang biasa melihat para wanita
berpakaian seksi, bermake up tebal berjalan dengan santainya. Harusnyaa itu
menjadi sesuatu yaang tidak biasa apabila suasana Banten masih terasa di sini.
Kini
pembangunan yang dilakukan di Tangerang masih terus berlanjut. Saat ini, bukan
hanya daerah kota yang dibangun berbagai macam bisinis. Tetapi daerah kabupaten
sudah mulai dajamahi oleh pada pengusaha. Tanah warga dibeli dan mereka
membangun perumahan atau pabrik diatasnya. Sehingga, para warga yang tanahnya
dibeli menyingkir ke daerah yang lebih jauh hingga akhirnya keluar dari
Tangerang. Itu pula salah satu penyebab lenyapnya tradisi karena warga asli
daerah itu sudah tidak lagi berada di daerahnya dan wargaa yaang tinggaal di
daerah hasil garapan para pengusaha adalah warga pendatang dari berbagai macam
daerah.
Sedaangkan,
para warga asli tangerang yang masih berhasil tinggal di daerah asalnya karena
sering bergaul dengan warga pendatang dan datang ke tempat hiburan modern akan
terbawa oleh arus tersebut sehingga mereka juga menjadi masyarakat yang tidak
lagi ingat dan mau menjalakan adat di daerahnya contoh kecilnya seperti
rutinitas mengaji, berpakaian sopan, berbicara sopan. Pada budaya modern
hal-hal seperti ini hampir tidak lagi terlihat
Jika
kondisi ini terus di biarkan dikhawatirkan budaya asli Tangerang akan
benar-benar hilang dan nilai budaya khas Banten benar-benar tidak terasa lagi
di banten sehingga menyebabkan Tangerang keluar dari Banten karena tidak
memiliki kesamaan nilai budaya lagi. Memang di wilayah kita masih bisa
menemukan warga yang menjalani tradisi dan menganut nilai budaya khas
daerahnya. Contohnya saya masih sering melihat warga-warga menggelar pengajian
di rumahnya dan anak-anak di suruh oleh orang tuanya untuk mengaji sehingga
moral mereka masih dapat di kendalikan.
BAB III PENUTUP
Dari
semua tulisan saya di atas saya akan menyimpulkan beberapa hal penting yaitu
pola pikir masyarakat dapat berubah karena adanya pengaruh dari budaya luar.
Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif. Apabila
pengaruh tersebut positif budaya yang mempengaruhi tidak menyimpang dari budaya
asli yang dianut oleh masyarakat sebnlemunya. Sedangkan apabila pengaruh itu
negatif budaya itu merusak budaya yang dianut oleh masyarakat sebelumnya dan
menyebabkan kemunduran moralitas masyarakat yang di pengaruhi.
Faktor
yang mempengaruhi perubahan di Tangerang :
1. Banyaknya
pembangunan oleh perusahaan asing yang dibangun di sini
2. Banyaknya
warga dari daerah lain yang pindah dan tinggal di Tangerang
3. Pemuda
cenderung menyukai budaya asing yang identik dengan kebebasan
4. Warga
asli Tangerang semakin tersingkir dari daerah asalnya
5. Budaya
asli daerah selalu dianggap kuno dan membosankan
Daftar
Pustaka :
No comments:
Post a Comment